NF-SUBNETTING IPV4 METODE VARIABLE LENGTH SUBNET MASK (VLSM) SESUAI RFC

Subnetting IPV4 Metode Variable Length Subnet Mask (VLSM) Sesuai RFC

Oleh : Rozy Faryadi (Promaker 41)

A.Subnetting

    Menurut Meilinaeka (2023) subnetting adalah pembagian dari IP jaringan. Praktik membagi jaringan menjadi dua atau lebih jaringan disebut subnetting. Semua komputer yang termasuk dalam sebuah subnet dialamatkan dengan bit-group umum, identik, dan paling signifikan dalam alamat IP mereka. Hal ini menyebabkan pembagian logis dari alamat IP ke dua bidang, jaringan atau routing prefix dan sisa field atau pengenal host. Field sisanya adalah pengidentifikasi untuk host tertentu atau antarmuka jaringan.

    Menurut Kantinit (2023) Subnetting adalah upaya atau proses untuk memecah sebuah jaringan dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa jaringan dengan jumlah host yang lebih sedikit. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP Address yang mewakili ID dan bagian mana yang diwakili host ID.

Dari kedua pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa subnetting adalah proses membagi sebuah jaringan besar menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil dengan tujuan untuk mengoptimalkan penggunaan alamat IP dan meningkatkan efisiensi pengelolaan jaringan. Subnetting tidak hanya membagi alamat IP menjadi dua bagian, yaitu jaringan dan host, tetapi juga memungkinkan penggunaan yang lebih fleksibel dari alamat IP 32-bit tanpa terikat oleh batasan kelas IP tradisional. Dengan demikian, subnetting membantu dalam memperluas skala jaringan dan mengatasi keterbatasan alokasi.

-Tujuan Subnetting

Adapun tujuan dari subnetting sebagai berikut.

1. Untuk mengefisienkan pengelamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau tidak menggunakan kelas C saja terdapat 254 -10 = 244 alamat yang tidak terpakai).

2. Membagi satu kelas network atau sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan mejadi beberapa bagian yang lebih kecil.

3. Menentukan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.

4. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringa supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.

5. Mengatasi masalah perbedaan hardware yang digunakan dalam suatu jaringan, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan barbagai network dengan hardware berbeda jika setiap jaringan memiliki address jaringan yang unik.

6. Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dengan topologi physical jaringan.

7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu jaringan.

-Fungsi Subneting

Berikut adalah beberapa fungsi subnetting yang lebih rinci:

1. Efisiensi Penggunaan Alamat IP: Salah satu fungsi utama adalah menghemat penggunaan alamat IP. Tanpa subnetting, setiap jaringan harus memiliki jaringan terpisah dengan alamat IP unik. Dengan subnetting, kamu dapat membagi jaringan besar menjadi segmen yang lebih kecil, sehingga alamat IP dapat digunakan secara lebih efisien. Ini sangat berguna dalam menghadapi kelangkaan alamat IP, terutama dengan pengenalan IPv6 yang terbatas.

2. Pengelolaan Lebih Mudah: Membantu dalam mengorganisasi jaringan dengan lebih baik. Kamu dapat memberikan alamat IP yang logis ke berbagai bagian dari jaringan, seperti departemen atau lokasi geografis yang berbeda. Ini membuat manajemen jaringan menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami.

3. Isolasi Lalu Lintas: Memungkinkan kamu untuk mengisolasi lalu lintas dalam sub-jaringan tertentu. Misalnya, kamu dapat memisahkan lalu lintas antara departemen atau aplikasi yang berbeda. Ini membantu dalam mengendalikan lalu lintas dan mencegahnya menyebar ke seluruh jaringan.

4. Keamanan: Dapat digunakan sebagai lapisan pertahanan tambahan dalam keamanan jaringan. Kamu dapat memasang firewall atau perangkat keamanan lainnya di antara sub-jaringan untuk mengawasi dan mengontrol lalu lintas yang masuk dan keluar. Jika ada serangan, subnetting dapat membantu dalam mengisolasi dan mengendalikannya dengan lebih baik.

5. Optimasi Kinerja: Dapat mengoptimalkan kinerja jaringan. Misalnya, kamu dapat membagi lalu lintas ke beberapa jalur yang berbeda, mengurangi beban jaringan dan meningkatkan kecepatan akses. Ini penting terutama dalam lingkungan bisnis yang memerlukan jaringan yang cepat dan kamu.

6. Pengurangan Kesalahan Alamat: Membantu mengurangi risiko kesalahan alamat IP. Dengan mengatur alamat IP berdasarkan pola yang terstruktur, mudah untuk mengidentifikasi masalah jika ada kesalahan konfigurasi, sehingga mempercepat proses perbaikan.

7. Skalabilitas: Memungkinkan jaringan untuk berkembang dan disesuaikan dengan lebih baik dengan pertumbuhan organisasi. Kamu dapat menambahkan atau mengubah subnet dengan relatif mudah tanpa mempengaruhi seluruh jaringan.

8. Pemahaman yang Lebih Baik: Mendorong pengelola jaringan untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang struktur dan pengaturan jaringan. Ini membantu dalam perencanaan, perawatan dan pemecahan masalah jaringan yang efektif.

B.IPV4

    Menurut Nadya Nafisah (2024) IPv4 adalah versi keempat dari IP address yang memiliki satuan 32 bit. IP ini disusun dari empat angka yang dipisahkan dengan titik. Pada satu baris, biasanya terdiri dari delapan oktet atau angka biner. Jadi, alamat IP versi ini biasanya memiliki rentang nilai dari 0.0.0.0 sampai 255.255.255.255, sehingga hanya dapat menampung sekitar 2 miliar alamat IP yang terbatas secara kombinasi. 

    Menurut Taufig Prasetya Pradana (2023) IPv4 adalah versi IP yang paling banyak digunakan untuk mengidentifikasi perangkat dalam jaringan. IPv4 menggunakan format 32-bit, yang merupakan format yang paling dikenal ketika membahas tentang alamat IP. Ruang atau format 32-bit ini menyediakan hampir 4,3 miliar alamat unik dan ada juga alamat IP yang dicadangkan dengan penggunaan khusus.

Dari kedua pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa IPv4 adalah versi keempat dari alamat IP yang menggunakan format 32-bit dan merupakan sistem pengalamatan yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi perangkat dalam jaringan. Alamat IPv4 terdiri dari empat angka yang dipisahkan oleh titik, dengan nilai dari 0.0.0.0 hingga 255.255.255.255, memungkinkan sekitar 4,3 miliar alamat unik. IPv4 pertama kali diproduksi oleh ARPANET pada tahun 1983 dan telah digunakan secara luas sejak awal kemunculan internet hingga sekarang, baik untuk kebutuhan komersial maupun penggunaan umum.

-Kelebihan IPV4

Beberapa kelebihan dari IPv4 adalah sebagai berikut.

1. Kompatibilitas luas: Hampir semua perangkat dan operating system dapat mendukung IP versi ini, sehingga kompatibel di seluruh infrastruktur, termasuk server, router, dan perangkat client

2. Konektivitas: Versi ini dapat dihubungkan dengan banyak jenis perangkat di seluruh jaringan

3. Fleksibilitas: Proses routing pada IP versi ini cukup efisien, sehingga transmisi data menjadi lebih spesifik

4.Pengembangan yang matang: IPv4 adalah jenis alamat IP yang sudah melalui beberapa pengujian dan pengembangan ketat, sehingga masalah yang muncul dapat diatasi dengan lebih mudah

-Kekurangan IPV4

Selain kelebihan di atas, berikut merupakan beberapa kekurangannya yang penting Anda ketahui.

1. Alamat IP terbatas: Penggunaan 32 bit membuatnya hanya dapat menampung 2,4 miliar alamat IP saja, sehingga dapat mengakibatkan kurangnya IP address publik yang relevan

2. Skala jaringan: Dikarenakan jaringannya yang besar, hal itu dapat membuat manajemen dan administrasinya semakin kompleks dan rumit.

3. Keamanan: Versi ini didukung dengan Internet Protocol Security (IPSec) yang bersifat opsional, sehingga keamanan IPv4 akan aktif setelah menentukan jumlah pengguna.

-Pembagian Kelas IPV4

IPv4 terdiri dari beberapa kelas, di antaranya adalah sebagai berikut.


1. Kelas A

Kelas ini biasanya digunakan untuk jaringan berskala besar karena kapasitasnya yang sangat memadai.
Dibandingkan beberapa kelas di bawahnya, kelas ini merupakan yang paling unggul dari segi kapasitasnya.

2. Kelas B

Kelas B dari IPv4 adalah jenis yang biasa digunakan untuk jaringan skala menengah ke atas. Kelas ini dapat menampung hingga 65.534 host pada setiap jaringan.

3. Kelas C

Selanjutnya, kelas C IPv4 adalah jenis yang digunakan pada skala jaringan yang lebih kecil. Sebab, kelas ini hanya dapat menampung 254 host saja pada setiap jaringannya. Contoh IPv4 dengan kelas C biasanya digunakan pada IP private, seperti sekolah, universitas, atau lembaga lainnya.

4. Kelas D

Kelas D pada IP Address digunakan untuk multicasting. Alamat IP kelas D memiliki 4 bit pertama bernilai 1110 dan tidak memiliki net ID dan host ID yang spesifik. Rentang byte pertama adalah 224-247, dan bit-bit berikutnya ditentukan sesuai kebutuhan grup multicasting.

5. Kelas E

Kelas E pada IP Address digunakan untuk kegiatan eksperimental dan tidak diperuntukkan untuk penggunaan umum. Alamat IP kelas E memiliki 4 bit pertama bernilai 1111, dengan rentang byte pertama antara 248-255. Kelas E tidak luas digunakan dalam infrastruktur jaringan yang ada.

C.Pengertian Variable Length Subnet Mask (VLSM)

    Menurut Wildanil Ghozi (2021) Variable length subnet mask adalah penggunaan subnet mask yang berbeda pada sebuah jaringan komputer. Penggunaan subnet mask berbeda ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kebutuhan pada setiap subnet terhadap jumlah host yang tersedia.

    Menurut Rahul Awati (2021) Variable Length Subnet Mask (VLSM) adalah subnet -- bagian tersegmentasi dari jaringan yang lebih besar -- strategi desain di mana semua subnet mask dapat memiliki ukuran yang bervariasi. Proses "subnetting subnet" ini memungkinkan teknisi jaringan untuk menggunakan beberapa mask untuk subnet yang berbeda dari satu jaringan kelas A, B atau C.

Dari kedua pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa Variable Length Subnet Mask (VLSM) adalah suatu teknik di mana subnet mask yang berbeda digunakan dalam satu jaringan komputer. Teknik ini memungkinkan pembagian jaringan besar menjadi subnet-subnet yang lebih kecil dengan ukuran yang bervariasi, sesuai dengan kebutuhan jumlah host pada setiap subnet. VLSM memungkinkan optimalisasi penggunaan alamat IP dengan memberikan fleksibilitas dalam pengalokasian subnet mask, sehingga setiap subnet dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan spesifiknya dalam jaringan kelas A, B, atau C.

D.Cara Menghitung Dengan Metode (FLSM) 

    Dari ip space 192.168.10.0/24, berarti kita punya 254 lebar host yang bisa dihitung-hitung (dialokasikan). Nah kalau FLSM, lebar setiap subnet yang kita buat nanti, sama semua. Disana kan cuma ada 3 jaringan. 

Dari 192.168.10.0/24 dibagi menjadi 3 jaringan, kita bisa pakai:

/26 untuk setiap subnet (workstation LAN, point-to-point, server LAN), sama semua. Lebar host dari /26 adalah 64, dengan 62 host yang valid. Ya kan?

/24 akan habis jika dipakai 4x /26. Sedang kebutuhan jaringan kita hanya 3, berarti ada satu blok /26 yang tersisa, bisa digunakan juga untuk cadangan.


Masih bingung cara menghitungnya? Mari kita ulas.

A. Menentukan subnet mask untuk kebutuhan jumlah host

“Bro, gedung Router01 ntar yang paling banyak jumlah hostnya. Karena karyawan di sana semua, kira-kira sebanyak 50 host.” 

“Di gedung Router02 isinya cuma server-server, sekitar 12 server, tapi ini kita pasangin router dedicated aja. Nanti ada satu jaringan point to point buat hubungin ke gedung Router01” Dari percakapan ini, fokus kita ke workstation LAN yang berisi 50 host. Nah berapa subnet mask yang panjang hostnya sampai 50? 

Biar gampang, kita pakai tabel sakti.


Dengan /26, kita punya lebar host 62 yang bisa dipakai. Dari kebutuhan 50, masih ada 12 ip nanti yang tersisa. Cukup bagus buat cadangan ya kan?

B.Ini perhitungannya

Ya, saya tidak ingin memutar pola belajar kamu dengan tabel itu. Minimal kamu harus sudah tau cara perhitungannya, karena tabel tersebut hanya memudahkan saja, bukan jadi bocoran.

2 peringkat berapa (y) jumlah yang mencukupi 64 host?

Ingat pada materi subnetting sebelumnya, untuk mencari tahu jumlah host dan subnet masknya, kita gunakan rumus 2^y-2. Dimana y adalah bit host yang aktif.

2^y-2 sama dengan atau lebih dari 64 host?

Jawabannya adalah 2 pangkat 6 = 64 (kurang 2 untuk alamat siaran dan alamat jaringan).

Alias ​​11 00.0000  = 64 bit host yang di oktet ke 4. 

-Berapa subnet masknya?

Setelah itu kita cari tahu subnet masknya dengan rumus 256 – jumlah host yang diketahui tadi. Berarti 256 – 64 = 192. 

Di oktet 4, inget, kelas C. Berarti 255.255.255.192.

C.Subnet yang terbentuk

Karena FLSM, perhitungan selesai. Kita gunakan 255.255.255.192 alias /26 untuk setiap subnet, semuanya sama.

  • Host yang valid: 62 host
  • Interval / ukuran blok = 64
  • Subnetmask = 255.255.255.192

D. Teknik Subnetting FLSM Bagian 2

Karena /24 bisa habis dengan 4x /26, sedang yang kita gunakan hanya 3 blok subnet. Maka masih sisa 1 lagi /26 dengan alamat network 192.168.10.192/26.

“Bro, nanti kemungkinan besar ada penambahan jaringan lagi”. Ya, ini harus benar-benar dipertimbangkan saat mensubnet network.

Nah, dari topologi yang sudah kita desain diatas, efektif engga sih jika alamat cadangan tadi berada di blok subnet terakhir (ke empat)? 

Jawabannya sah sah saja. Tapi akan lebih efektif kita tempatkan di blok ke 2 setelah workstation LAN (dengan asumsi penambahan karyawan yang peluang penambahannya lebih besar).

Selain itu, pertimbangannya adalah kemudahan routing (peringkasan yang akan kita bahas nanti) karena jika bloknya lompat, maka peringkasan rute akan sulit dilakukan.

Perhatikan urutan subnetnya, ada perubahan. Walaupun subnet mask tiap subnet masih tetap sama panjangnya.
Jadi, nantinya Router02 hanya akan mengenali LAN di jaringan Router01 sebagai satu blok subnet 192.168.10.0/25 (dengan lebar 126 host).
2x /26 kalau disatukan menjadi sebuah jaringan, jadinya /25 ya kan?

E.Cara Menghitung Dengan Metode (VLSM)

1.Perhitungan VLSM Dasar 

Jaringan tadi akan kami urutkan terlebih dahulu terlebih dahulu:

  • LAN Workstation, paling banyak, yaitu 50 host. Menggunakan /26 dengan alamat jaringan 192.168.10.0/26.
  • Server-LAN, kedua, ada 12 host. Menggunakan /28 (karena punya 14 host valid). Dengan jaringan alamat 192.168.10.64/28.
  • WAN point-to-point, terakhir, cuma ada 2 host, cukup dengan /30. Dengan jaringan alamat 192.168.10.80/30. 
  • Kalau ada network lagi, berarti bisa pakai network mulai dari 192.168.10.84 (akhir dari network point to point WAN).

Nah, tidak ada bedanya (perhitungannya). Cuma beda pengalokasian saja. Karena di VLSM, sisa jaringan jadi banyak, lihat di topologi blok hijau, yaitu sisa alamat ip yang bisa digunakan (Bisa disubnet lagi). (Kamu akan sulit memahami sisa alamat ip diatas kalau belum paham range host valid tiap smash subnet).

2. Perhitungan VLSM lanjutan

Desain yang kita buat diatas masih sedikit kurang efektif. (Tapi kalau ada soal seperti ini, jawaban diatas udah paling benar). 
Kita belum belajar untuk menjawab soal perhitungan VLSM, tapi teknik skema pengalamatan jaringan. Kalau mau belajar perhitungan dasar subnetting silakan balik ke bab sebelumnya .
Oke, ini cara yang lebih baik.

  • Kita mungkin membutuhkan 3 jaringan. Alamat ruang Punya 192.168.10.0/24
  • Hitung dari turunan /24, yaitu /25, 26, dan seterusnya. 
  • Kalau /25, kita bisa bagi 2, kalau /26 kita bisa bagi 4, kalau /27, kita bisa bagi 8, dan seterusnya.
  • Tapi LAN workstation ga mungkin dikasih dibawah /26, karena butuh paling tidak 50 host.
Jadinya perhitungan kita ubah seperti ini :
  • Alamat space 192.168.10.0/24 tadi kita pecah jadi 2 blok subnet besar, masing-masing /25.
  • Jaringan LAN stasiun kerja: 192.168.10.0/25
  • Server LAN dan WAN: 192.168.10.128/25
  • Server LAN dan WAN kita pisahkan lagi dari total ip space 192.168.10.128/25.
  • Jaringan LAN server: 192.168.10.128/26
  • WAN: 192.168.10.192/26

Maka topologi yang kita buat jadinya seperti berikut:

Silakan lihat topologinya. 
Alasan mengapa dibuat seperti itu, ya penjelasannya adalah efisiensi routing kedepannya. Alokasi subnet tidak lompat-lompat. 
Intinya: bagilah global space ip address dengan FLSM menjadi sedikit jumlah jaringan besar, lalu VLSM subnet-subnet tersebut untuk membentuk jaringan yang lebih kecil setiapnya.

3. Pengalokasian sisa alamat ip

Mulai dari sini, kalau ada yang nanya “bagus VLSM atau FLSM?”. Jawab saja, “engga ada”. Ga bisa dibandingkan. Pertama, pakai FLSM untuk subnet besar, selanjutnya subnet besar itu disubnet lagi sesuai kebutuhan host dengan VLSM.
Oh ya, jaringan manakala tadi mau berkembang, sudah enak. Jadi seperti ini.





DAFTAR PUSTAKA

Meilinaeka. 2023. Subnetting : Kenali Pengertian, Mekanisme serta Fungsinya. https://it.telkomuniversity.ac.id/subnetting-kenali-pengertian-mekanisme-serta-fungsinya/. di akses pada 3 Agustus 2024 pukul 08:30 WIB

Kantinit. 2023. Subnetting: Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Contoh Perhitungan. https://kantinit.com/jaringan/subnetting-pengertian-tujuan-fungsi-dan-contoh-perhitungan/. di akses pada 3 Agustus 2024 pukul 08:40 WIB

Nafisah, Nadya. 2024. Apa itu IPv4? Ini Arti, Tipe, dan Perbedaannya dengan IPv6!. https://sekawanstudio.com/blog/ipv4-adalah/. di akses pada 3 Agustus 2024 pukul 08:50 WIB

Pradana, Taufiq Prasetya. 2023. IPv4 vs IPv6, Perbedaan Dua Versi Internet Protocol Terkini. https://idwebhost.com/blog/ipv4-vs-ipv6-perbedaan-dua-versi-internet-protocol-terkini/. di akses pada 3 Agustus 2024 pukul 09:00 WIB

Annisa. 2023. Pembagian Kelas IP Address. https://fikti.umsu.ac.id/pembagian-kelas-ip-address/. di akses pada 3 Agustus 2024 pukul 09:10 WIB

Ghozi, Wildanil. 2021. Subnet Mask Panjang Variabel (VLSM). https://wildanil.blogspot.com/2021/04/variable-length-subnet-mask-vlsm.html. di akses pada 3 Agustus 2024 pukul 09:20 WIB

Awati, Rahul. 2021. Subnet Mask Panjang Variabel (VLSM). https://www.techtarget.com/searchnetworking/definition/variable-length-subnet-mask. di akses pada 3 Agustus 2024 pukul 09:30 WIB

Fathurhoho. 2020. VLSM atau Variable Length Subnet Mask. https://ngonfig.net/vlsm.html di akses pada 3 Agustus 2024 pukul 10:30 WIB


#atswa #atswaindonesia #promaker #promakeratswa #promaker41 #subnettingipv4metodevariablelengthsubnetmask(vlsm)sesuairfc

Komentar